Sabtu, 05 November 2011

Rasul Vs Dajjal

Pertanyaan:
Mengapa para nabi mengingatkan kaum mereka akan Dajjal, padahal Dajjal itu hanya akan keluar di akhir zaman?

Jawaban:
Fitnah terbesar yang terjadi di muka bumi sejak diciptakannya Adam sampai bangkitnya kiamat adalah fitnah Dajjal. Demikian dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, tiada seorang Nabi pun, sejak Nuh sampai Muhammad shalawatullah ‘alahim wa salamuhu, kecuali masing-masing mengingatkan kaumnya akan Dajjal. Peringatan ini bertujuan memberitahu akan kedahsyatannya dan agar berhati-hati darinya.

Allah Maha Mengetahui bahwa Dajjal itu tidak akan keluar kecuali di akhir zaman, namun Allah memerintahkan para rasul-Nya agar mengingatkan kaumnya masing-masing akan Dajjal, agar dikatahui kedahsyatannya dan malapetaka yang dibawanya. Dalam suatu hadits yang shahih disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Jika Dajjal itu keluar dan aku berada di tengah-tengah kalian, maka akulah yang mengatasinya dari kalian, dan kalau tidak maka seseorang menjadi pembela bagi dirinya sendiri. Allahlah khalifahku atas setiap muslim.”

Ya, sebaik-baik khalifah (pengganti, pembela, atau penolong) adalah Rabb kita ‘Azza wa Jalla.
Dajjal ini memang luar biasa, dan fitnahnya merupakan fitnah yang paling dahsyat dan mengerikan yang pernah terjadi di dunia ini, sejak diciptakannya Adam hingga bangkitnya kiamat. Karena itu, wajar jika berta’awwudz dari fitnah Dajjal ini dikhususkan dalam shalat.

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةْ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Aku berlindung kepada Allah dari azab Jahannam, azab kubur, fitnah semasa hidup dan mati, serta dari fitnah al-Masih ad-Dajjal.”

Nama Dajjal diambil dari kata “ad-dajl” yang artinya “at-tamwith” (pembohong dan pendusta), karena memang Dajjal adalah pembohong yang paling besar, serta yang paling banyak dan paling dahsyat dalam menipu.
Sumber: Soal-Jawab Masalah Iman dan Tauhid, Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Pustaka at-Tibyan, 2002.
(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi KonsultasiSyariah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar