Persiapan Dan Titah Ilahiyah
Keajaiban
Isra wal Mi`raj Nabi Besar Muhammad SAW merupakan kejadian Ilahiyah
yang hanya bisa diterima oleh ruhani dan bersifat imaniyah. Umat islam
adalah umat yang dituntut untuk mempercayai apapun yang diperbuat oleh
Allah SWT terutama pada saat akal dan segala peralatan teknologi
tercanggih tidak dapat membantu untuk menemukan bukti-bukti kebenaran
itu, akan tetapi jika sesuatu tersebut datang berdasarkan Firman Allah
SWT (Al-Quranul `Adzim), wajib bagi kaum muslimin menerima dengan penuh
keyakinan akan kebenaran tersebut.
Kebenaran Ilmiah yang
bersifat Rasional harus tunduk dibawah kebenaran wahyu Allah SWT,
karena wahyu tersebut sangatlah agung, maka hanya manusia yang
dikaruniai keagungan akal dan moral yang berhak menyampaikan dan
menjelaskan wahyu Allah SWT. Dialah Nabi Agung Muhammad SAW,
menyampaikan kepada kaum mu`min tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan Isra wal Mi`raj. Generasi pertama yang menerima kebenaran
risalah tersebut adalah para sahabat-sahabat nabi yang mulia, kemudian
secara berkesinambungan transformasi antar generasi kaum muslimin
berlangsung, sehingga sampailah kepada kita semua melalui para ulama
yang dikaruniai keunggulan intelektual, kemuliaan akhlak serta
kedalaman iman.
Dengan berbekal daya intelektual, akhlaqul
karimah dan keteguhan iman, marilah kita simak penjelasan-penjelasan
para ulama yang terpercaya keluasan dan kedalaman ilmunya untuk
menyingkap peristiwa agung Isra wal Mi`raj nabi besar Muhammas SAW.
Al `Allamah Syeikh Abdurrahman bin Abdussalam Asshafuri Assyafi`i dalam kitabnya “NUZHATUL MAJALIS WAMUNTAKHABUL NAFAIS”
menerangkan bahwa pada saat malam terjadinya Isra wal Mi`raj, Allah
SWT Tuhan seru sekalian alam memberikan titah kebesaran-Nya kepada
malaikat Jibril yang sangat perkasa, akan tetapi sangat tunduk pada
kebesaran Allah SWT, “Wahai Jibril, bawalah panji hidayah, panji
penerimaan serta Buroq dan turunlah dengan 70.000 malaikat menuju
kediaman kekasih-Ku Muhammad, kemudian dengan lemah lembut berhentilah
didepan pintu rumahnya. Pada malam ini engkau dan Mikail yang bertugas
sebagai pemegang kendali Buroq. Wahai Mikail, bawalah panji penerimaan,
turunlah bersama 70.000 malaikat menuju kekamar kekasih-Ku Muhammad,
wahai Israfil dan Izrail, kerjakan seperti apa yang dilakukan Jibril
dan Mikail.” Kemudian Allah SWT memberikan titah lagi kepada malaikat
Jibril, “Wahai Jibril, tambahkan cahaya bagi Matahari, bulan dan semua
bintang-bintang.” Dengan kesempurnaan adabnya, malaikat Jibril bertanya
kepada Allah SWT, “Wahai Tuhanku, apakah gerangan hari Qiyamat akan
terjadi?”, Allah SWT berfirman, “Wahai Jibril, bukan kedatangan hari
Qiyamat yang akan terjadi, akan tetapi malam ini akan Ku perlihatkan
suatu rahasia kepada kekasih-Ku Muhammad”. Malaikat jibril bertanya
kembali, “Apakah rahasia itu wahai Tuhanku?,” Allah berfirman, “Wahai
Jibril, rahasia Penguasa tidaklah pantas diketahui oleh para budak, maka
segeralah turun dan ketuklah pintu rumah kekasih-Ku Muhammad
pelan-pelan, sebagai mana ketukan para pelayan pada pintu rumah tuannya.
Setelah
malaikat Jibril mengetuk pintu rumah Rasulullah SAW dengan sikap penuh
penghormatan dan pemuliaan, malaikat Jibril menyapa Rasulullah SAW,
“Wahai orang yang sedang tidur? wahai kekasih Allah, sesungguhnya semua
kekayaan telah disediakan, wahai anak yatim Abu Thalib, semua yang
engkau cari telah disiapkan, maka bangunlah, malam ini kedaulatan
adalah milikmu, engkau adalah matahrinya kema`rifatan, bulannya
kerahmatan dan engkau adalah penyelamat orang-orang ketakutan dihari
Qiyamat, tidak diciptakan Surga kecuali hanyalah untukmu dan tiada
gelas-gelas minuman kecintaan melainkan untuk penghantar menuju engkau,
bangunlah..sesungguhnya semua bingkisan indah telah disediakan dan
hari-hari perjumpaanmu telah direntangkan.”
Rasulullah SAW
bertanya kepada malaikat Jibril, “Wahai Jibril, apakah engkau datang
membawa ayat rahmat ataukah ayat adzab?, malaikat Jibril menjawab,
“Tidak ya Rasulullah, sesungguhnya Tuhanmu memberikan salam kepadamu
dan mengundangmu kehadirat-Nya.
“Ya Jibril..Allah mengundangku? Maka apa yang Allah akan perbuat padaku?,”
“Ya Rasulullah, Allah akan mengampuni semua dosamu yang telah lewat dan yang akan datang,”
“Wahai Jibril, itu untukku..tetapi apakah yang diperbuat untuk keluargaku”,
Malaikat Jibril membacakan firman Allah SWT:Surat Adduha-5
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.
“Baiklah wahai Jibril, tetapi tunggulah hingga aku berwudlu”,
“Ya
Rasulullah, saya datang dengan membawa air salsabil, dan semua pakaian
kebesaran serta Imamah dari cahaya yang bertuliskan
Muhammadurrasulullah, Muhammad Habibullah dan Muhammad Khalilullah”.
Malaikat
Ridwan penjaga surga turun membawa Imamah di ikuti oleh 40.000
malaikat yang telah lama bershalawat untuk pemilik Imamah tersebut
sejak Allah belum menciptakan langit dan bumi. Para malaikat tersebut
mohon izin kepada malaikat Ridwan untuk memandang wajah mulia pemilik
Imamah dan malaikat Ridwanpun mengizinkan. Setelah Rasul SAW
menyelesaikan wudlunya, maka malaikat Jibril menyerahkan air bekas
wudlunya kepada malaikat Mikail, kemudian Allah SWT memberikan perintah
kepada malaikat Mikail agar air tersebut dibawa ke Surga Firdaus dan
menyuruh para bidadari untuk membasuh mukanya dan jadilah mereka
bertambah kecantikannya karena cahaya Rasulullah SAW.
Dengan
berkendaraan Buraq dan pengawalan malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan
Izrail, berangkatlah Rasulullah SAW memenuhi panggilan Ilahi, panggilan
Allah SWT Tuhan Semesta Alam.
Subhanallaah..walhamdulillaah..walaailaahaillallaahu Allahu Akbar..
Sungguh..begitu agung dan mulianya engkau, ya Rasulullah SAW..
Allahumma Shalli `Ala Sayyidina Muhammad wa`ala Alih Wa Ashabih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar